Sunday, April 5, 2015

Prologue - Dimulai Dengan Secangkir Espresso

courtesy picture from : foodtrippinwithann.com
Kring...!
Ponsel putih berlogo apel tergigit itu berdering keras memanggil pemiliknya yang lari terburu - buru menghampirinya yang berada di atas pantry dapur. Sebuah nama tertera di layar ponsel membuat sang empunya tersenyum.
"Kamu sudah pulang?" Dia tidak bisa menyembunyikan rona suara gembira dalam nada bicaranya.
"Iya Jess, aku baru saja sampai di apartemen. Kita ketemuan ya. Aku ingin bicara." Suara itu terdengar seperti menahan getir tangisan.
Jessica tertegun. "San, are you okay dear?"
Terdengar helaan napas berat Sandra. "Aku tidak tahu."
Jessica meraih bangku pantry. Suara Sandara dalam telepon terdengar lagi. Terdengar kegetiran yang ditahan dalam nada suaranya. "Kita ketemu di Starbucks dekat rumahmu saja."

=======================================================================

Mereka bertemu di gerai Starbucks Pondok Indah. Terakhir kali mereka melakukan kegiatan minum kopi bersama sekitar enam bulan yang lalu. Jessica tidak tahu harus melakukan apa. Kepulangan sepupunya ke Jakarta cukup mendadak apalagi sepupunya sudah mulai berusaha untuk hidup di pulau dewata itu.  Sandra hanya menyesap espressonya sesekali. Raut wajahnya terlihat sangat letih seolah tidak pernah tidur selama berhari-hari. Tangannya bergetar saat dia menaruh kembali cangkir ke atas tatakan di meja. Jessica masih bersabar menunggunya. Menunggu Sandra bercerita alasan kepulangan mendadaknya ke Jakarta dan meninggalkan separuh proyek masa depannya tergeletak di Bali.

"Aku batal menikah dengan Dino. Aku juga baru saja putus dengan Albert."
Jessica terhenyak. Green Tea Frappucino dingin yang baru saja dipegangnya membekukan telapak tangannya.


No comments:

Post a Comment